

Di kelas 12 khususnya SMAK St. Louis 1 ini terdapat salah satu ujian sebagai syarat kelulusan yang disebut juga dengan Ujian Praktek atau yang disingkat dengan UPRAK. UPRAK sendiri untuk jurusan MIPA dibagi menjadi 2, yaitu UPRAK MIPA dan UPRAK UMUM untuk mata pelajaran umum. Dalam ujian praktek MIPA setiap kelas akan dibagi menjadi 6 kelompok dengan setiap kelompok terdiri dari 6 siswa. Selain itu, dalam ujian praktek ini setiap kelas akan diberikan sebuah tema dan dibimbing oleh guru pendamping dalam tahap pelaksanaannya. Untuk kelas kami, XII MIPA 4, mendapat tema “Mengolah Limbah Cair” yang akan dibimbing oleh Bu Vici sebagai guru mapel kimia dan Pak Hari sebagai guru mapel matematika.
Untuk kelompok saya, kelompok 6, dalam UPRAK MIPA ini mengangkat penelitian tentang pengolahan minyak jelantah, yaitu minyak kotor sisa hasil penggorengan yang biasanya tidak bisa dipakai untuk menggoreng lagi karena berbahaya bagi kesehatan sehingga menjadi sampah limbah yang mencemari lingkungan, yang kemudian akan kami ubah menjadi bahan bakar Biodiesel yang lebih ramah lingkungan. Biodiesel hasil olahan minyak jelantah ini akan kami bandingkan dengan Solar fosil (yang paling banyak digunakan) dalam hal efektivitasnya. Judul dari penelitian kami yaitu “ANALISIS PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PEMBAKARAN SOLAR DARI MINYAK JELANTAH DENGAN SOLAR DARI FOSIL”.
Dalam proses pembuatan Biodiesel dalam minyak jelantah ini, kami menggunakan bahan dan alat seperti :
Bahan :
- Minyak Jelantah : 500 mL
- Air : 500 mL
- NaOH 16%
- Kulit pisang sepatu
- Methanol : 40 mL
- Asam Sulfat : 1 mL
- NaOH : 2 mL
- Aquades
Alat :
- Kertas saring
- Gelas kimia 500 mL
- Labu leher tiga
- Kondensor
- Hot plate
- Magnetic stirrer
- Corong pisah
- Wadah
- Kertas Lakmus
- Sumbu
Proses pembuatan ini dilakukan sebanyak 2 kali, yang pertama di lab kimia SMAK St. Louis 1 dan yang kedua di rumah pribadi. Sebenarnya dalam proses pembuatan yang pertama kami telah berhasil membuat biodiesel dan hasilnya cukup jernih, namun hasil biodieselnya tidak terlalu banyak, sehingga kami memutuskan untuk membuatnya lagi. Dalam percobaan kedua ini, kami tidak berhasil membuat biodiesel karena keterbatasan alat yang dimiliki. Hasil yang kami pakai untuk diuji adalah biodiesel yang pertama.
Dalam proses pengujian, kami membandingkan keefektifan antara Biodiesel dan Solar Fosil dalam hal laju pembakarannya dan energi kalor yang dilepaskan per tiap molnya. Hasil penelitian yang kami lakukan ini merupakan penelitian kuantitatif, dimana kami mengambil data dari pengujian dan menghitungnya menggunakan rumus termodinamika, entalpi pembakaran, dan asaz black. Kesimpulan akhir dari penelitian kami menunjukan bahwa Solar Fosil lebih efektif dari biodiesel dalam hal laju pembakaran maupun energi kalor yang dilepaskan tiap molnya. Tetapi dalam hal keramahan lingkungan, biodiesel lebih ramah lingkungan karena memiliki kandungan sulfur yang rendah.
Peran saya dalam kelompok UPRAK MIPA :
- Membantu pencarian jurnal untuk referensi topik penelitian yang akan diambil
- Ikut membantu dalam konsultasi proposal ke guru pembimbing
- Membantu dalam pembuatan landasan teori proposal
- Ikut membantu pembuatan PPT dalam presentasi proposal
- Ikut membantu dalam proses pembuatan biodiesel dilab sekolah maupun dirumah pribadi
- Melakukan pengujian terhadap biodiesel dan solar fosil
- Ikut membantu dalam dokumentasi pembuatan biodiesel
- Membantu membuat hasil penelitian laporan, langkah-langkah pengujian, dan kesimpulan
- Ikut dalam pembuatan PPT presentasi laporan


